Udara malam begitu menyayat kulitnya, menusuk menembus pori-pori dan menghunjam lapisan tulangnya. Dua batang rokok telah habis disesapnya, sementara kakinya telah mulai gontai menopang langkahnya. Namun kaki Tama terus saja mengayun, menyisiri pinggiran jalan sambil sesekali diperhatikannya sepeda motor yang datang dari arah depannya. "As*********!" makinya dalam hati saat putung rokok ketiga dicampakkannya. Ada penyesalan yang mendalam yang bercampur segudang kemarahan mengisi perasaannya. Kenapa dia gak bawa hp!? Kenapa dia percaya sama Maman kalo dia bakal jemput!? Dan kenapa juga dia musti berakhir jalan kaki di malam buta sendirian!?
Jangan bilang ada bintang yang menemani, kata-kata seperti itu sama sekali tak menghibur lelahnya. Mereka terlalu jauh buat menyinari.
Dia ingat bagaimana sore tadi dia pergi buat nganter pulang ceweknya. Begonya dia aja sihh, masa nganter pulang ceweknya gak bawa motor serep buat dia pulang!? "Tam, aku pinjem motor kamu bentar yah?" Tama inget pasti gimana dia relain motornya dipinjem sama Maman dengan janji doi bakal jemput Tama di rumah Noer (cewek Tama). Dan alhasil, 35 menit Tama melenggang dari depan rumah Noer dan berharap bakal ketemu si Maman di tengah jalan, tapi yang ditunggunya sama sekali tak memenuhi harapannya.
"Ada air dingin gak Eks?" Tama sekejap luruh. Tepar di depan pintu rumah Eka. Sudah begitu, Eka langsung menghujaninya dengan tanya yang berakhir dengan ledakan tawa begitu ia mendengar kisahnya. "Dari sini ke rumah Noer itu berapa kilo yah?" gumam Tama disela-sela tawanya. Agaknya ia sendiri serasa menikmati perjalanannya. Pada akhirnya . .
"Yang jelas sih Tam, gak sejauh cinta kamu ke Noer pasti," ujar Eka yang langsung disambut tawa. "Aku yakin, Noer pasti bakalan salut dan makin cinta sama kamu kalo dia sampe tau pengorbanan kamu ini," tambahnya.
Sayang dugaan Eka meleset. Keesokan harinya, begitu Tama cerita ke ceweknya tentang kisah malam panjangnya, Noer justru malah ketawain dia, "Hahahahahahahaha . . .". Dan begitulah cinta, tak bisa ditebak kemana arahnya.
Kasian Tama.
By: Hida
Cinta Sepanjang 14 KM

Tags
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon