Catatan Demit 03: Pintu Gelap Yang Tertutup Rapat

Tags



Percayalah bahwa segala sesuatu tercipta untuk alasan tertentu. Demikian pula adanya dengan sebuah pintu. Sebuah pintu lahir dengan membawa tugas guna menghubungkan satu ruang dengan ruang lainnya. Namun pintu juga bisa menjelma menjadi dinding yang memisahkan segalanya. Walau begitu, pintu pun terkunci atas alasan tertentu. Seperti agar beberapa orang yang tidak membeli voucher Wifi.id tidak bisa masuk dan melakukan pekerjaannya? Bullshit banget. Karena pernah suatu malam datang dua orang yang sama sekali baru dalam menggunakan layanan Wifi.id, bahkan sampai harus minta tolong satpam untuk cara akses ke wifi.id. Lantas apa hasilnya? Koneksi tetap terputus hanya sekitar dua jam setelahnya. Salah satu dari keduanya masuk ke dalam dan bertanya pada kami, “Mas, koneksinya putus ya?” ujar lelaki itu cemas. Beberapa diantara kami geng Demit mengiyakannya dan tak lama setelah orang itu kembali pada temannya, saya pun memutuskan untuk menyusulnya.
“Coba pindah ke timur saja mas. Alfamart juga kan ikut WiFi.id jadi tetep bisa login pakai voucher yang dari sini.” Kataku, namun keduanya tetap memutuskan untuk menunggu koneksi tersambung kembali. Sesuatu yang pernah dilakukan salah seorang sahabat saya dan berhasil kembali terkoneksi begitu matahari menyambut pagi.
Namun putus sinyal hanyalah satu dari banyak masalah yang mungkin akan dihadapi kami Geng Demit, yang belakangan lebih cathcy kami menyebutnya DTNC. Juga orang-orang yang seharusnya bisa menggunakan layanan internet cepat WiFi.id lainnya. Karena masalah tidak serta merta selesai dengan kami mengadu ke email pengaduan telkom yang seolah hanya menyikapinya secara formalitas tanpa adanya tindakan aktual dalam menangani situasi kami. Keluhan kami gancet di nomor pengaduan IN9051937. Yah, setidaknya mereka memberi kami harapan dalam barisan kode tersebut. Harapan kosong. Karena bahkan setelah saya mencantumkan nomer ponsel untuk dihubungi seperti yang pihak layanan pengaduan minta, semua itu hanya berakhir nihil. Tak ada satu pun panggilan yang masuk ke ponsel saya.
Hoam...
Itulah yang terjadi ketika kita bosan dengan situasi buruk yang tak juga membaik.  Paling tidak ada satu atau dua malam dalam seminggu dimana kantor mengalami lost signal secara tiba-tiba, dan selalu terjadi dengan satpam jaga yang sama. Kebetulan kah? Terlalu sempurna. Dan itu semua hanya karena alasan sepele yang sama sekali tidak profesional. Kenapa gak bilang terus terang saja kalau misalkan gaji dia kurang, atau mungkin dia bosan dengan profesinya sebagai tukang jaga dan berminat alih menjadi tukang palak!? Kalau belakangan maraknya parkir liar melahirkan sebutan tukang parkir sebagai tukang palak jalanan, ini satpam pantas dapat title tukang palak kantoran. Maksa banget!
Dan setelah segala macam sabotase sinyal dirasanya belum mencukupi, kali ini pintu dalam rapat terkunci. Kami tidak bisa masuk ke dalam ruangan yang sedari Bulan Agustus lalu telah disediakan oleh pihak telkom sebagai fasilitas kenyamanan dalam menggunakan WiFi.id. Salah satu dari kami coba bertanya dan terkejut dengan jawabannya. “Kuncinya kebawa sama yang bersih-bersih.” Kata si MugiKere, julukan yang akhirnya secara resmi saya berikan untuk jawara sabotase sinyal kami.

Baca juga, Catatan Demit 01 & 02 yang terangkum dalam: Demit Telkom, Komunitas Malam Tak Selalu Negatif

By: Hida

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon