Kenyataan Tersembunyi di Balik Kasus Penistaan Agama Oleh Ahok

Tags


Menjelang akhir tahun yang lalu, seluruh negeri digemparkan oleh kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh calon gubernur DKI Jakarta Ahok Tjahaja Purnama. Seperti yang telah diberitakan banyak media dan telah banyak orang ketahui, bahwa kasus tersebut berujung pada dilakukannya aksi demonstrasi terbesar sepanjang sejarah yang dilakukan oleh jutaan umat muslim yang datang dari berbagai penjuru negeri. Mereka bersatu, menuntut agar sang calon gubernur DKI Jakarta yang akarab disapa Ahok tersebut segera diadili menurut hukum yang berlaku atas tindakannya yang dianggap telah melecehkan agama Islam. Dan hingga kini sidang kasus tersebut masih berlanjut. Namun apakah yang sebenarnya terjadi? Apa yang tersembunyi di balik kasus yang menimpa sang calon gubernur usungan partai PDIP tersebut?
Di sini saya tidak akan membahas masalah politik atau perkembangan jalannya sidang karena terus terang keduanya bukan bidang saya juga buka topik favorit saya. Dan karena ada sesuatu yang tak kalah penting dari dunia politik ataupun keputusan sidang tersebut. Yakni, apa sebenarnya yang melandasi terjadinya kasus tersebut. Sebuah pelajaran dan contoh besar bagi kita semua, bahwa yang namanya ucapan atau kata-kata bisa saja membawa kita ke dalam petaka. Kata-kata itu ibarat pedang bermata dua, yang mana akan berbalik membunuh kita kapan pun kita salah menggunakannya. Lihat yang terjadi pada seorang Ahok. Karena ucapannya maka datanglah jutaan muslim yang menuntut pertanggung jawaban atas lidah yang tak dijaganya.
Dalam setiap kasus tentu ada pihak yang setuju dan yang tidak. Dan tak sedikit dari orang-orang yang bahkan seorang muslim pun tetap membela Ahok. Apalagi dengan hadirnya informasi lanjutan yang mengatakan bahwa ada seseorang yang telah dengan sengaja mengedit video saat Ahok mengatakan sesuatu hingga pada akhirnya Ahok dianggap menistakan agama. Namun bukan itu pula yang menjadi perhatian saya. Karena kembali pada yang telah saya sebutkan sebelumnya, betapa sebuah ucapan mampu membawa kita ke dalam petaka. Dan tentu kasus semacam itu tidak perlu terjadi apabila kita menjaga lisan kita dari mengatakan sesuatu yang dapat membahayakan hidup kita atau sesuatu yang bisa jadi menyinggung seseorang maupun suatu golongan.
Sebuah ucapan mampu membawa kita pada keberhasilan, pun bisa pula mengantarkan kita pada jurang kesengsaraan. Bukankah telah banyak orang-orang yang selamat dan sukses karena hal-hal baik yang mereka ucapkan? Dan bukankah telah banyak pula contoh yang memperlihatkan bagaimana akhir dari seseorang yang tak mampu menjaga ucapannya? Maka dari itu ada pepatah bijak yang berbunyi, “Diam itu EMAS”





By: Hida

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon