Cerita Katak Dalam Sumur

Tags


Pernah mendengar cerita atau peribahasa, “Katak Dalam Sumur”? Ungkapan itu seringkali digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki pengetahuan yang luas atau berpandangan sempit. Tapi tahukah kalian bahwa secara tidak sadar masing-masing dari kita pernah menjadi figur yang demikian?
Jangan terlalu fokus pada apa yang kita kerjakan hingga lupa pada segala yang ada dan berputar di sekeliling kita. Karena itu pula yang dilakukan katak dalam lubang sumurnya. Orang yang selalu sibuk bekerja juga bisa dikategorikan sama, jikalau karena pekerjaannya ia lupa pada keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Karena pekerjaannya, ia lupa pada kewajiban lain yang harusnya tetap dijalankannya. Demikian pula dengan orang yang jatuh cinta. Jangan ketika sedang bahagia lantas lupa pada yang lainnya. Lalu saat cinta berakhir kecewa, kita lantas jatuh sesedih-sedihnya. Kita boleh jatuh cinta setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, namun kita harus siap untuk jatuh sesakit-sakitnya, siaplah kita untuk tenggelam hingga ke dasar perihnya. Silahkan pula kalau kita ingin bekerja sampai memeras tulang dan darah kita, namun ingatlah bahwa ada orang-orang yang menanti kepulangan kita. Ada mereka yang berharap dan cemas pada keadaan kita. Dan jangan lupa, bahwa ada kewajiban lain yang tak kelah pentingnya dan harus tetap kita menjalankannya, harus tetap kita mengutamakannya, yakni kewajiban untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lagipula, melakukan sesuatu secara berlebih bukanlah pilihan terbaik yang ada. Apa guna kita bekerja keras kalau kita justru kehilangan orang-orang yang menjadi alasan kita giat bekerja? Kehilangan saat-saat terbaik dalam hibup kita bersama mereka yang kita cinta.
Baca juga: Hidayah itu Mahal Loh...
Jatuh cinta memang indah, dan keindahan seringkali membuat orang lupa pada segalanya. Bahkan ketika keindahan itu sirna lalu berganti dengan perihnya luka, orang masih mungkin lupa dan tak mengingatnya.
Menjadi Katak Dalam Tempurung adalah saat kita bekerja tanpa memperdulikan kesehatan kita, saat kita bekerja tanpa memandang kewajiban yang lainnya. Menjadi Katak Dalam Tempurung adalah saat kita jatuh cinta hingga lupa pada cinta-cinta lainnya, saat kita kecewa dan bersedih sedalam-dalamnya, hingga bahkan lupa pada nikmat-nikmat lain yang masih bisa kita mensyukurinya.
Jangan seperti katak yang mengenal dunia hanya seluas lubang tempat tinggalnya. Kita lebih baik dari itu pastinya. Dan kita hanya perlu melakukan seperti apa yang seharusnya katak lakukan, yakni melompat keluar dari lubang dan melihat keindahan yang sesungguhnya selalu ada namun seringkali tak terlihat oleh mata.




By: Hida

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon